Langsa | Atjeh Terkini.id – Senyum manis dari wajah berbalut hijab menggoda para pembeli. Tutur kata ramah seraya tangan centil menunjukkan dagangan jadi daya tarik sendiri.
“Yang ini pak, atau yang ini, harganya berbeda namun tetap enak dirasa,” ujar Maya dengan nada cenderung genit pada pembeli, Jumat (7/3/25).
Menjadi penjual Takjil di bulan Ramadhan 1446 H, bagi Maya pekerjaan musiman yang dilakoninya. Sudah tiga tahun ini, ia membantu ibunya berjualan di pusat jajanan kota Langsa.
Alih – alih mendapat cuan, anak sulung mengaku untuk membeli keperluan lebaran dan uang jajan. Ia sangat bersahaja dalam berjualan.
Banyak warga yang mampir di tempat lapak dagangannya. Ada yang langsung membeli dan ada pula yang hanya bertanya saja.
Mulai dari berbagai jenis gorengan dan kue basah di jajakan. Beberapa ada juga panganan dari buah buahan.
“Ini harganya murah lho pak, sepotong Rp 2000 saja, di jamin enak rasanya,” ujar Maya seraya tersenyum simpul.
Ia mengaku setiap usai berjualan sedikitnya mengantongi cuan sebanyak Rp 300 sampai Rp.500 ribu.
Menurutnya, di bulan Ramadhan ini banyak penjual musiman ketiban rezeki.
“Mungkin ini rezeki anak soleh ya pak,” kata Maya berkelakar di sore itu.
Memang penjual takjil mereka punya gaya, menarik pembeli meraup cuan di bulan puasa. Lucunya, lupa karena pesona hingga tanda berbuka puasa pun menggema, suara azan magrib membahana. Selamat berbuka puasa.(**)